Rabu, 23 November 2022

ASAL USUL NAMA KAMPUNG NAGA

 Tasikmalaya - Salah satu dari sekian banyak kampung adat di Jawa Barat adalah Kampung Naga Tasikmalaya. Kampung Naga berada di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Letaknya di pinggiran jalur utama Singaparna - Garut, bahkan dapat dikatakan berada di perbatasan wilayah Garut - Tasikmalaya.

Untuk menuju ke Kampung Naga, pengunjung harus berjalan kaki dari lokasi parkir. Jaraknya sekitar 500 meter dengan kontur jalan yang curam. Karena Kampung Naga berada di lembah bukit, nyaris sejajar dengan aliran sungai Ciwulan. Tapi jangan khawatir, akses menuju Kampung Naga sudah ditata berupa susunan tangga. Walau pun curam, namun tidak membahayakan.

Bagi yang jarang berolahraga perjalanan jalan kaki pulang pergi ke Kampung Naga cukup melelahkan, terutama jalan pulang karena harus menaiki tangga.

Tapi rasa lelah itu bisa terobati dengan suguhan panorama pedesaan yang indah. Hamparan sawah, hutan hijau, aliran air dan aktivitas warga membuat tanpa terasa tiba di tujuan.

Kesan pertama dari Kampung Naga ini adalah kebersihan dan kerapiannya. Lingkungannya bersih, suhu udara adem. Di sisi kanan aliran sungai Ciwulan bergerak tenang mengeluarkan suara gemericik. Di sebelah kiri deretan rumah tertata rapi, bagian depan rumah menghadap utara atau selatan. Sementara suhunan atau atap bangunan memanjang dari timur ke barat.

Kampung Naga Tasikmalaya, salah satu kampung adat di Jawa Barat. Foto: Faizal Amiruddin
Semuanya beratap ijuk, dengan bangunan berbahan kayu hutan. Bangunan rumah panggung itu ditopang oleh batu sebagai pondasi. Meski sederhana, namun ventilasi berupa jendela membuat rumah memiliki sirkulasi udara yang cukup. Suasananya pun adem dan yang tak kalah penting rumah ini tahan gempa. Setidaknya ketika gempa 7,2 SR terjadi di Tasikmalaya tahun 2009 silam, di Kampung Naga tak ada yang terdampak. Semua rumah tahan goyangan gempa.

Selain sawah ada pula kolam-kolam ikan milik warga. Ada pula tanah lapang di depan mesjid kampung yang juga memiliki arsitektur serupa dengan rumah warga. Aktivitas warga relatif tenang, tak ada hiruk pikuk. Sebagian terlihat mengurusi sawah, di kolam ikan atau meraut bilah bambu untuk bahan kerajinan. Sementara di tanah lapang, anak-anak asyik bermain. Warga menyambut hangat setiap tamu yang datang.

Sepintas mendengar nama Kampung Naga, imajinasi pasti melayang pada sosok ular mitos masyarakat Tiongkok. Padahal Kampung Naga Tasikmalaya tidak memiliki hubungan sama sekali dengan ular Naga.

"Boro-boro ular Naga, ular sawah pun jarang ditemui di Kampung Naga. Tak pernah ada ular di kampung kami, silahkan tanya warga," kata Aki Ma'un, Punduh Kampung Naga, Senin (14/2/2022).

Punduh sendiri di masyarakat Sunda umumnya merujuk kepada Kepala Dusun atau Kepala Kampung. Namun di Kampung Naga, strukturnya sedikit berbeda. Punduh berada di bawah Kuncen atau Ketua Adat.

"Jadi pemimpinnya Kuncen, di bawahnya ada Punduh dan Lebe. Kalau Punduh tugasnya "ngurus laku meres gawe" (mengatur prilaku dan membereskan tugas), kalau Lebe lebih kepada urusan keagamaan, misalnya memimpin doa, pengajian dan lainnya. Jadi bukan Lebe yang menikahkan orang," kata pria 88 tahun ini.

Kembali kepada asal usul nama Kampung Naga, Ma'un juga menegaskan bahwa nama kampungnya tidak terkait dengan buah Naga.

"Tidak ada hubungannya dengan buah Naga, disini tidak ada pohonnya juga, buah Naga mah banyak di kota, tak ada disini," kata Ma'un sedikit berkelakar.

Rupanya asal usul nama Naga itu karena kampung ini terletak di bawah bukit atau di lembah bukit. Orang Sunda menyebutnya "dina gawir". Kata "dina" maknanya menunjuk tempat sementara "gawir" berarti lembah atau jurang.

Kata "dina" dalam pelafalan masyarakat Sunda kerap disingkat menjadi 'na', sehingga "dina gawir" menjadi "na gawir".

"Nama Naga itu asalnya dari kata "na gawir", kan kampung posisinya di bawah bukit. Jadilah disebut Kampung Naga," kata Ma'un.

Ma'un sendiri mengaku tak tahu mengapa penyebutan "Na Gawir" disingkat menjadi "Naga" lalu dijadikan nama kampung. Yang jelas nama itu sudah disematkan oleh generasi sebelumnya.

0 comments:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

About

Popular Posts

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

Blogroll

About

Copyright © Pelajaran Online[RISA] | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com